Rabu, 14 April 2010

TUGAS JURNAL






DETERMINAN KEJADIAN STROKE PADA PENDERITA RAWAT
INAP RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN
ABSTRACT
Stroke is one of the mayor causes of morbidity and death. The aim of this study to identify risk factors related to the occurrence of stroke among patient treated in Adam Malik hospital. This study was case control study. Cases were all newly patients treated in neurology ward, conscious and participation in study. Control were all newly elective surgery inpatients treated in surgery ward and all newly non stroke inpatients treated in neurology. Sample size was 110 (55 cases and 55 controls). Data was analyzed using logistic rehundreds ten subjects, 21,8 % are 68-73 years old, 56,4% are male, 58,2% are Tapanuli, 19,1% overweight, 18,2% have family history, 43,6% smoking, 9,0% alcohol consumption, 7,3% fat intake > 30,0% of total calorie, 53,6% hypertension, 5,45% diabetes mellitus. After analyzed using logistic regression, risk factors of stroke occurrence were age (p =0,043, OR: 9,451), smoking (p=0,038, OR: 11,381) and hypertension (p = 0,000, OR: 96,155). Conclusion: age, smoking and hypertension are strong risk factors of stroke occurrence. It suggested that promotion about health life style must be done so that people can applied in daily and monitoring blood pressure by regular check up.
PENDAHULUAN
Rumah dan 10 membutuhkan perawatan institusional permanen (Wibowo, 1999). Stroke dengan insiden cenderung. Menurut Survai Kesehatan Rumah meningkat dan dapat menyebabkan kematian Tangga (SKRT) 1995, stroke merupakan dalam waktu singkat ataupun kecacatan penyebab kematian dan kecacatan utama di seumur hidup, telah menjadi salah satu Indonesia. Data stroke secara akurat dan masalah kesehatan masyarakat yang semakin lengkap belum ada, namun diperkirakan mendapat perhatian dewasa ini (Adam RD, insiden stroke cenderung meningkat seiring 1993). Dari seluruh penyebab kematian, meningkatnya umur harapan hidup dan stroke menduduki urutan ketiga setelah penyakit yang merupakan faktor risiko penyakit jantung dan kanker. Di Amerika stroke. Penelitian Lamsuddin dkk., 1998 di diperkirakan sekitar 750.000 orang menderita Yogyakarta mendapatkan proporsi stroke setiap tahun dan 160 orang di morbiditas stroke di rumah sakit tahun 1991 antaranya meninggal (CFR 21,3%) (Gorelick menunjukkan kecenderungan meningkat 2 PB, 2000). Stroke juga penyebab kecacatan kali lipat (1,79 per 100 penderita) fisik maupun mental pada usia produktif dan dibandingkan dengan laporan penelitian usia lanjut yang berdampak pada sosio sebelumnya pada tahun 1989 (0,96 per 100 ekonomi. Untuk setiap 100 yang selamat, 10 penderita) (Sjahrir, 2003). mampu untuk kembali bekerja tanpa Di rumah sakit Haji Adam Malik kecacatan, 30 mengalami kecacatan residual Medan, stroke termasuk dalam sepuluh ringan, 50 mengalami kecacatan lebih berat penyakit terbanyak di bagian neurologi yang membutuhkan perawatan khusus di Angka kejadian stroke cenderung meningkat, pada tahun1994 dirawat 170 penderita, tahun epi info release 6 dan dilanjutkan analisis 1998 dirawat 197 penderita, tahun 1999 regresi logistik ganda. dirawat 216 penderita dan tahun 2000 dirawat 243 penderita.
ANALISIS TABULASI SILANG
Dari hasil tabulasi silang dari beberapa sekunder. Data primer melalui wawancara faktor risiko terjadinya stroke didapatkan menggunakan kuesioner untuk mengetahui variabel yang signifikan terhadap terjadinya asupan lemak, dan pengukuran berat badan stroke adalah: umur, suku, riwayat keluarga, dan tinggi badan untuk mengetahui status kebiasaan merokok, status gizi dan gizi. Data dianalisis tabulasi silang dengan hipertensi. Risiko terjadinya stroke pada Determinan Kejadian Stroke pada Penderita Rawat Inap
Hasil analisis Regresi logistik multivariat tapanuli hampir 2,5 kali dibandingkan suku non tapanuli. Risiko terjadinya stroke pada yang mempunyai riwayat keluarga 7,75 kal Kebiasaan dibandingkan yang tidak mempunyai riwayat merokok keluarga. Risiko terjadinya stroke pada yang Hipertensi merokok 4 kali dibandingkan yang tidak merokok. Risiko terjadinya stroke pada status gizi gemuk 3,06 kali dibandingkan yang status gizi kurang/normal
PEMBAHASAN
Umur merupakan faktor risiko mempunyai riwayat hipertensi 51,11 kali penting terjadinya stroke, kebanyakan stroke dibandingkan yang tidak hipertensi. Risiko terjadi pada usia > 45 tahun dan risiko stroke terjadinya stroke pada penderita hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Pada yang berobat tidak teratur 18 kali penelitian sebagian besar penderita stroke dibandingkan dengan penderita hipertensi adalah usia ≥ 45 tahun (89,1%). Pada analisis yang berobat secara teratur tabulasi silang didapat ada hubungan umur dengan terjadinya stroke dengan tingkat C. Analisis regresi logistik multivariat kemaknaan (p.) = 0,000 dan OR = 7,88. Pada Untuk Mengetahui pengaruh uji kecenderungan didapatkan χ 2 = 22,498 beberapa variabel secara bersamaan terhadap dan p = 0,000 yang berarti ada urutan risiko terjadinya stroke dilakukan analisis kejadian stroke antara kelompok umur di multivariat dan variabel yang dianalisis mana pada kelompok umur 65-85 tahun adalah: umur, suku, riwayat keluarga, risiko terkena stroke 14,63 kali dan umur 45- kebiasaan merokok, status gizi dan 64 tahun risiko terkena stroke 5,17 kali hipertensi. Dari seluruh variabel yang dibandingkan kelompok umur 20-44 tahun.
Dianalisis secara bersama dengan Hasil ini menunjukkan semakin bertambah menggunakan analisis multivariat regresi usia, risiko terkena stroke makin meningkat logistik dengan metode Backward didapatkan. Dari analisis multivariat didapat umur variabel yang signifikan terhadap terjadinya berpengaruh terhadap terjadinya stroke. stroke adalah umur, kebiasaan merokok dan Dengan demikian umur bersama faktor lain hipertensi (p < 0,05) turut berpengaruh terhadap terjadinya stroke.
Hasil analisis multivariat dari seluruh Stroke dapat mengenai pria dan variabel terhadap kejadian stroke wanita. Penelitian Lamsuddin mendapatkan dari hasil analisis multivariat di atas terihat proporsi stroke lebih banyak pada pria (hipertensi mempunyai pengaruh yang kuat, namun berbeda dengan penelitian terhadap terjadinya stroke dengan tingkat Misbach yang mendapatkan stroke lebih kemaknaan (p); 0,000. Orang yang menderita banyak pada wanita (1,2 : 1). Pada penelitian hipertensi mempunyai risiko terkena stroke ini proporsi penderita stroke lebih banyak 96,155 kali dibandingkan orang yang tidak pada pria (63,6%) namun dari tabulasi silang menderita hipertensi didapat tidak ada hubungan jenis kelamin. Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko dengan terjadinya stroke dengan tingkat yang juga berpengaruh terhadap terjadinya kemaknaan (p) = 0,216 dan OR = 1,815 yang stroke dengan tingkat kemaknaan (p): 0,038. berarti tidak ada perbedaan risiko terkena Orang yang mempunyai kebiasaan merokok stroke antara pria dan wanita mempunyai risiko terkena stroke 11,381 kali Suku juga mempengaruhi terjadinya dibanding yang tidak merokok stroke. Penelitian Yuneldi (1997) pada Umur juga berpengaruh terhadap terjadinya rumah sakit di kota medan mendapatkan stroke di mana pada kelompok umur ≥ 45 proporsi penderita stroke lebih besar pada tahun risiko terkena stroke 9,451 kali suku tapanuli. Pada penelitian ini 69,1% dibandingkan kelompok umur < 45 tahun penderita stroke adalah suku tapanuli dan (OR: 9,451). dari hasil tabulasi silang didapat ada hubungan suku dengan terjadinya stroke dengan OR = 2,5, namun dari hasil analisis Determinan Kejadian Stroke pada Penderita Rawat Inap (1-6) multivariat faktor suku menjadi tidak penelitian ini sebagian besar penderita stroke bermakna. Dengan secara bersama dengan mempunyai asupan lemak yang normal dan faktor lain suku tidak berpengaruh terhadap hanya 7,3% dengan asupan lemak > 30,0% terjadinya stroke.
Faktor genetik juga berperan dalam ingatan saat recall makanan terjadinya stroke. Berperan dalam mendapatkan risiko stroke meningkat pada pembentukan aterogenesis dan meningkatkan orang yang mempunyai riwayat stroke pada risiko stroke kedua orangtuanya. Pada penelitian ini didapat ada hubungan kegemukan dengan 31,0% penderita stroke mempunyai riwayat terjadinya stroke dengan OR: 3,06, namun keluarga menderita stroke dan dari tabulasi setelah dianalisis secara multivariat variabel silang didapat ada hubungan riwayat kegemukan menjadi tidak bermakna keluarga dengan terjadinya stroke di mana Hipertensi merupakan faktor risiko pada yang punya riwayat keluarga risiko penting baik pada stroke iskemik maupun terkena stroke 7,75 kali dibandingkan yang stroke perdarahan.
Studi epidemiologi tidak punya riwayat keluarga, namun dari mendapatkan risiko stroke pada penderita analisis multivariat faktor genetik menjadi hipertensi 4-6 kali dibanding yang tidak bermakna. Riwayat keluarga bersama normotensi. Pada penelitian ini 90,9% faktor lain tidak turut berpengaruh terhadap penderita stroke mempunyai riwayat terjadinya stroke hipertensi dan dari tabulasi silang didapat ada merokok. Berhubungan dengan hubungan hipertensi denganterjadinya stroke melalui mekanisme dengan OR = 51,11. Risiko terjadinya stroke menghambat pelepasan prostacyclin dan pada pnderita hipertensi 51,11 kali menyebabkan adhesi platelet. Dari tabulasi dibandingkan dengan yang tidak menderita silang didapat ada hubungan kebiasaan hipertensi . Hipertensi termasuk faktor risiko merokok dengan terjadinya stroke di mana yang dapat dikendalikan sehingga tidak risiko terkena stroke pada yang merokok terjadi stroke. Pada penelitian ini didapat 50 kali dibanding yang tidak merokok. Hasil ini orang (90,9%) kasus stroke dengan riwayat sesuai penelitian Jamroik yang mendapatkan hipertensi dan hanya 5 orang (10,0%) yang risiko terkena stroke pada perokok 3,5 kali berobat teratur dan 45 orang (90,0%) berobat dibanding yang tidak merokok.
Dari analisis tabulasi multivariat variabel merokokntetap silang didapat risiko terkena stroke pada bermakna. Dengan demikian kebiasaan penderita hipertensi yang berobat tidak merokok bersama faktor lain turut teratur adalah 18 kali dibandingkan dengan berpengaruh terhadap terjadinya stroke yang berobat secara teratur. Dapat Peran alkohol sebagai faktor risiko disimpulkan pengobatan hipertensi secara stroke masih kontroversial akibat adanya teratur dapat menurunkan risiko stroke. Dari perbedaan kebiasaan minum. Sacco RL, analisis multivariat didapat variabel 2001 melaporkan risiko stroke meningkat hipertensi tetap bermakna, dengan demikian pada peminum berat dan sedang, tetapi turut berpengaruh terhadap terjadinya stroke. bersifat protektif pada peminum ringan. Pada Diabetes mellitus juga merupakan faktor penelitian ini didapat tidak ada hubungan risiko stroke tetapi tidak sekuat hipertensi . antara konsumsi alkohol dengan terjadinya Risiko stroke pada penderita diabetes stroke. Hal ini dimungkinkan karena jumlah tergantung jenis, keparahan dan lama sampel yang mengkonsumsi alcohol hanya menderita. Risiko terkena stroke pada penderita sedikit (9,0%), Sehingga tidak penderita diabetes 2-4 kali diabnding non menggambarkan hubungan konsumsi alkohol diabetes. Dari analisis tabulasi silang tidak dengan terjadinya stroke, ada hubungan diabetes dengan terjadinya Intake lemak berlebihan dapat stroke. Hal ini dimungkinkan karena meningkatkan risiko obesitas dan penyakit penderita stroke dengan riwayat diabetes hipertensi, diabetes, penyakit jantung yang hanya 9 orang (16,4%). merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Dari hasil tabulasi silang didapat tidak ada hubungan asupan lemak dengan terjadinya stroke.
KESIMPULAN
1. Sebagian besar penderita stroke berumur Jakarta > 45 tahun (89,1%), pria (63,6%), suku Gorelick PB, 2000. Neurology Up Date: Tapanuli (69,1%), tidak ada riwayat keluarga (69%), mempunyai kebiasaan Jamrozik K, Broadhurst R J, 1994. “The Role merokok (60,0%), tidak mengkonsumsi of Life Style Factors In The Etiology alkohol (91,0%), asupan lemak ≤ 30% of Stroke”. total kalori (92,7%), status gizi tidak 51-59 gemuk (72,7%), mempunyai riwayatLemeshow S, David WH, Jenelle K, Stephen hipertensi (90,9%) dan tidak mempunyai besar Sampel Dalam riwayat diabetes mellitus (83,6%) Penelitian Kesehatan.
2. Umur, kebiasaan merokok dan adanya riwayat hipertensi mempunyai pengaruh terhadap kejadian stroke pada penderita Lamsuddin R, 2000. “Pengendalian rawat inap di RSUP Haji Adam malik Hipertensi sebagai Faktor Risiko Stroke dan Manajemen Hipertensi Pada Penderita Stroke Akut”.
SARAN
Dalam upaya menurunkan insiden Mardjono, 1998. “Pedoman Dalam stroke perlu ditingkatkan promosi kesehatan Manajemen Stroke. Manajemen dan penerapan perilaku hidup sehat dalam Stroke Mutakhir”. Berita Kedokteran kehidupan sehari-hari serta melakukan Masyarakat. pemeriksaan tekanan darah secara teratur. Sjahrir, 2003. Stroke Iskemik. Yandhira Agung.
KEPUSTAKAAN
Sacco RL, Bernadette BA, 2001. Stroke Risk
Factors:
Identification
and
Adam RD, Victor M, 1993. Principles of
Neurology, 5 th ed. New York: Mc
Modification In Stroke Therapy. 2 nd
ed. Boston. Butterworth- Heinemann,
Graw Hill.
pp1-17.
Ahmad H, 1999. “Diabetes Melitus dan
Wibowo S, 1999. “Upaya Pencegahan
Stroke, Mekanisme dan Penatalak-
Stroke: Berbagai Faktor Yang Dapat
sanaan Umum. Stroke Manajemen
Mempengaruhi Ketaatan Berobat
Komprehensif”. Berita Kedokteran
Pasien.
Manajemen
Stroke
Masyarakat. Vol XV. No. 2: 43–46.
Mutakhir”. Berita
Kedokteran
Caplan LR, 2000. Stroke: A Clinical
Approach. 3 rd ed. Boston.
Masyarakat. Vol. XV. No. 2: 85-91
Butterworth Heinemann, pp 1-7

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda